PROSES BERPIKIR NORMAL

Manusia Sebagai Makhluk Berpikir

Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian. “Berpikir” mencakup banyak aktivitas mental. Kita berpikir saat memutuskan barang apa yang akan kita beli di toko.

Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari sekedar kerja organ tubuh yang disebut otak.  Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada obyek tertentu, menyadari secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran kemudian mempunyai wawasan tentang obyek tersebut.

Berpikir juga berarti berjerih-payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Dalam berpikir juga termuat kegiatan meragukan dan memastikan, merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, memilah-milah atau membedakan, menghubungkan, menafsirkan, melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada, membuat analisis dan sintesis menalar atau menarik kesimpulan dari premis-premis yang ada, menimbang, dan memutuskan.

Manusia dibekali hasrat selalu ingin tahu tentang segala hal. Peristiwa yang terjadi disekelilingnya, benda-benda yang ada didekatnya, termasuk rasa ingin tahu terhadap dirinya. Adanya dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami serta memecahkan berbagai masalah yang dihadapi, akhirnya manusia dapat mengumpulkan pengetahuan. Keingintahuan yang semakin menguat setiap harinya menyebabkan pengetahuan dan daya pikirnya juga semakin berkembang. Akhirnya tidak hanya terbatas pada objek yang dapat diamati dengan panca indera saja, tetapi masalah-masalah lain seperti berhubungan dengan penelitian hal-hal baik dan buruk, indah atau tidak dan sebagainya.

Apabila satu masalah telah dipecahkan, akan timbul masalah lain yang juga menunggu cara penyelesaian atau pemecahannya. Karena kemampuan manusia dalam berpikir semakin maju dan disertai dengan peralatan yang semakin memadai, manusia terus mengembangkan pengetahuannya, tidak sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup, tapi juga lebih jauh untuk mengetahui yang benar dan yang salah. Mereka terus berpikir sehingga akhirnya dapat menarik kesimpulan, karena pada hakekatnya manusia adalah makhluk berpikir, merasa, bersikap dan bertindak.

Proses Berpikir Normal

Proses berpikir normal adalah suatu refleksi yang teratur dan hati-hati. Proses berpikir normal lahir dari suatu rasa sangsi akan sesuatu, dan keinginan untuk memperoleh suatu ketentuan, yang kemudian tumbuh menjadi suatu masalah yang khas.

Menurut Dewey (1993) proses berpikirmanusia normal pada dasarnya melalui urutan-urutan sebagai berikut :

Timbul rasa sulit baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, mengenal sifat, atau dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba. Rasa sulit yang timbul diberi definisi dalam bentuk permasalahan. Timbul suatu kemungkinan pemecahan berupa reka-reka, hipotesa, inferensi atau teori. Ide-Ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti. Menguatkan pembuktian tentang ide-ide tersebut dan menyimpulkannya baik melalui keterangan-keterangan atau percobaan-percobaan.

Ciri pertama dari proses berpikir normal adalah adanya unsur logis didalamnya :

  • Tiap bentuk berpikir adalah logikanya sendiri
  • Berpikir nalar berarti berpikir logis

Ciri kedua dari proses berpikir normal adalah adanya unsure analitis didalamnya :

  • Berpikir logismerupakan sifat analitis
  • Berpikir ilmiah ialah melakukan kegiatan analitis dalam menggunakan logika secara ilmiah
  • Berpikir ilmiah merupakan gabungan antara penalaran secara deduktif dan
  • Rasio merupakan sumber utama dari nalar atau sumber dari berpikir (rasionalisme)
  • Fakta merupakan sumber utama dari kebenaran dalam berpikir yang dapat ditangkap melalui pengalaman manusia (empirisme)

Harus diakui bahwa perbedaan terbesar yang dimiliki manusia dibanding makhluk lainnya adalah adanya kemampuan berpikir. Sejarah peradaban menunjukan betapa besar sumbangan pemikiran manusia sepanjang masa. Sejak zamanYunani Kuno orang telah mementingkan kecerdasan otak ini, melalui perhitungan-perhitungan pemikiran yang logis dan matematis, orang Yunani memerangi cara berpikir yang bersandar pada keajaiban dan otoritas belaka. Akan tetapi pemikiran ini tidak dengan segera sampai pada arah yang disepakati, karena selama berabad-abad terjadi persoalan antara pembuktian melalui berpikir induktif, dengan berpikir deduktif yang sering disebut dengan Silogisme.

Silogisme mengajarkan pada kita bagaimana mengatur jalan pikiran sehingga kita dapat mengetahui berlakunya suatu kesimpulan. Kita mula-mula diajarkan menempatkan pangkal-pangkal kebenaran umum atau premis-premis dalam susunan yang teratur, dan dari situ kemudian kita menarik kesimpulan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa proses berpikir normal berawal dari panca indera, penyelidikan dan penelitian, serta renungan.

Tinggalkan komentar